Selasa, 29 April 2014

PENINGKATAN KINERJA SMI (SEMEN INDONESIA) DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN PASAR BEBAS ASEAN






SEMEN INDONESIA ADICIPTA MEDIATAMA 2013
INDONESIA’S CEMENT INDUSTRY : NOW AND THE FUTURE

JUDUL
PENINGKATAN KINERJA  SMI (SEMEN INDONESIA)
DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN PASAR BEBAS ASEAN


EGI SUBRATA* (13.01.011.011)
*Mahasiswa Strata-1 (S1) Angkatan Pertama (Semester II)
Universitas Teknologi Sumbawa

UNIVERSITAS TEKNOLOGI SUMBAWA
SUMBAWA
2014



1. Sistem Kerja PT Semen Indonesia Kekinian
Persaingan industri semen di Indonesia semakin ketat, tidak hanya persaingan dengan industri existing, tetapi juga dengan pemain baru industri semen dari luar negeri. seperti Siam Cement dari Thailang, An Hui dari China dan lainnya. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang senantiasa positif dikisaran 6% serta meningkatnya kelas menengah dengan pendapatan perkapita 2012 mencapai sekitar US$ 3.600 , serta konsumsi perkapita yang masih dikisaran 225 kg/kapita menjadikan industri semen di tanah air memiliki prospek yang cukup menjanjikan.
Untuk memastikan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan, PT Semen Indonesia (Persero) terus memperbanyak packing plant yang saat ini berjumlah 21 unit, menambah pelabuhan khusus semen yang saat ini berjumlah 11 unit, warehouse yang saat ini berjumlah 30 unit. Pembangunan packing plant di Banjarmasin dan Mamuju yang sudah mendekati penyelesaian akan menambah cakupan distribusi dan meningkatkan daya saing perusahaan.
Sinergi operasional terus ditingkatkan agar mampu meningkatkan efisiensi dengan memanfaatkan lokasi pabrik yang tersebar di 4 lokasi, yaitu Tuban Jawa Timur, Padang Sumatera Barat, Tonasa Sulawesi Selatan, dan Thang Long Vietnam. Area distribusi yang luas tersebut menjadi keunggulan dan mampu meningkatkan daya saing.
Proyek strategis dalam rangka meningkatkan kapasitas juga terus dilaksanakan seperti pembangunan pabrik VI di Indarung Padang dan pabrik Rembang yang dimulai 2013. Melalui pembangunan pabrik baru dan upgrading kapasitas, diperkirakan pada tahun 2017 kapasitas produksi Semen Indonesia Group akan mencapai sekitar 40,8 juta ton/tahun.
2. Tantangan PT Semen Indonesia dalam Persaingan Pasar Bebas ASEAN
Tantangan utama yang harus dihadapi Semen Indonesia hari ini bukan hanya harus bisa mempertahankan dominasi pasar domestiknya, tetapi juga harus bersiap menghadapi pemberlakuan ASEAN Economic Community (AEC) 2015.
Ketika AEC diberlakukan, negara-negara anggota ASEAN harus memegang teguh prinsip pasar terbuka (open market), berorientasi ke luar (outward looking), dan ekonomi yang digerakkan oleh pasar (market drive economy) sesuai dengan ketentuan multilateral. Dengan demikian, AEC 2015 akan menjadi tantangan sekaligus peluang bagi Indonesia. Ada yang optimis ada juga yang pesimis dalam merespon upaya penyatuan kegiatan ekonomi di kawasan Asia Tenggara ini.
Mewujudkan tekad sebagai pemain utama dalam pasar global industri persemenan dalam pasar AEC memang bukan hal mudah. Tetapi merujuk pada capaian kinerja yang ditampilkan Semen Indonesia, keinginan untuk menjadi pemain utama dalam panggung AEC tentu juga bukan hal yang berlebihan. Kinerja Semen Indonesia sepanjang 2013 tercatat cukup gemilang.
Penjualan semen Indonesia tahun 2013 mencapai 28 juta ton atau naik 27 persen dibanding 2012 sebesar 22 juta ton. Revenue mencapai 22,5 triliun, naik 27 persen dibanding tahun 2012 sebesar 21,9 juta ton. Pada akhir 2013 lalu, Semen Indonesia masuk dalam Forbes Global 2000 atau daftar 2000 perusahaan publik berkinerja terbaik di seluruh dunia. Daftar The World's Biggest Companies ini dipublikasikan secara tahunan sejak 2004 oleh Forbes, sebuah media ekonomi terkemuka berbasis di Amerika Serikat. Dengan masuk daftar 2000 perusahaan sedunia berkinerja terbaik, perseroan dianggap sejajar dengan perusahaan besar dunia lainnya. (www.semenindonesia.com).
3. Langkah SMI dalam Menghadapi Persaingan Pasar  Bebas ASEAN           
Salah satu langkah penting yang dilakukan oleh PT Semen Indonesia (Persero) dalam meningkatkan kualitas adalah dengan kembali dipacunya kinerja Thang Long Cement Company (TLCC) di Vietnam setelah diakuisisi setahun lalu. Geliat jajaran manajemen Thang Long Cement Company (TLCC), mendapat apresiasi sekaligus dipacu oleh PT Semen Indonesia (SI) Persero Tbk (SMI) sebagai holding. Untuk sementara, TLCC masih belum ditarget keuntungan. Sebab, pabrik semen di Vietnam itu setelah diakuisisi SMI, masih membutuhkan banyak pembenahan dan konsolidasi manajemen internal untuk mendukung operasinya.
Kendati besaran keuntungan yang diraih SMI dari operasi pabrik di Vietnam tak begitu besar, tapi kondisi keuangannya mulai menunjukkan kinerja positif, dan harus diapresiasi. Produksi Thang Long Cement tak hanya untuk pasar domestik Vietnam, tapi juga di ekspor ke negara lain di kawasan Asia Tenggara maupun Asia Selatan.
Selain itu, perlunya inovasi-inovasi baru, menjadi salah satu langkah positif dalam persiapan menghadapi persaingan era pasar bebas. Ide srtrategis pengembangan masyarakat yang berorientasi pada harmonisasi 3P yaitu pertumbuhan Profit, pengembangan lingkungan (Planet) yang bersih dan sehat, serta kesejahteraan masyarakat (People) terutama di sekitar pabrik, dengan berlandaskan pada prinsip-prinsip GCG dan pendayagunaan sumber daya, value, budaya dan kode etik Perseroan, merupakan langkah positif yang perlu terus dijaga dan diterapkan dari tahun ke tahun demi terciptanya hubungan yang saling menguntungkan dan dititik beratkan pada upaya preventif dan proaktif.
Menghadapi era pasar bebas kawasan Asia Tenggara pada 2015 mendatang, sinergi antar operating company di bawah holding SMI harus ditingkatkan. Sinergi itu menyangkut aspek produksi, pemasaran, penjualan, distribusi, manajemen bisnis, dan lainnya. Sebab, yang menjadi kompetitor SMI di era pasar bebas Asean 2015 nanti tak sekadar pemain semen nasional, tapi korporasi multinasional yang telah berpengalaman berbisnis semen di banyak negara. Karena itu, akuisisi Thang Long Cement Company Vietnam setahun lalu adalah langkah strategis dalam menghadapi pasar bebas Asean. Selain itu, kebijakan strategis yang dilakukan oleh SMI tahun 2008 untuk membangun dua unit pabrik baru di Tuban dan Tonasa, juga memberikan efek positif bagi penguatan market share di pasar bisnis semen di Indonesia.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

r
e
e
n
i
g
n
E
a
h
G
e
h
V
a
L