SEMEN INDONESIA ADICIPTA MEDIATAMA 2013
INDONESIA’S CEMENT INDUSTRY : NOW AND THE FUTURE
JUDUL
PENINGKATAN
KINERJA SMI (SEMEN INDONESIA)
DALAM
MENGHADAPI PERSAINGAN PASAR BEBAS ASEAN
EGI
SUBRATA* (13.01.011.011)
*Mahasiswa
Strata-1 (S1) Angkatan Pertama (Semester II)
Universitas
Teknologi Sumbawa
UNIVERSITAS
TEKNOLOGI SUMBAWA
SUMBAWA
2014
1. Sistem Kerja PT Semen Indonesia Kekinian
Persaingan
industri semen di Indonesia semakin ketat, tidak hanya persaingan dengan
industri existing, tetapi juga dengan pemain baru industri semen dari luar
negeri. seperti Siam Cement dari Thailang, An Hui dari China dan lainnya.
Pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang senantiasa positif dikisaran 6% serta
meningkatnya kelas menengah dengan pendapatan perkapita 2012 mencapai sekitar
US$ 3.600 , serta konsumsi perkapita yang masih dikisaran 225 kg/kapita
menjadikan industri semen di tanah air memiliki prospek yang cukup menjanjikan.
Untuk
memastikan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan, PT Semen Indonesia (Persero)
terus memperbanyak packing plant yang
saat ini berjumlah 21 unit, menambah pelabuhan khusus semen yang saat ini
berjumlah 11 unit, warehouse yang saat ini berjumlah 30 unit. Pembangunan packing plant di Banjarmasin dan Mamuju
yang sudah mendekati penyelesaian akan menambah cakupan distribusi dan
meningkatkan daya saing perusahaan.
Sinergi
operasional terus ditingkatkan agar mampu meningkatkan efisiensi dengan
memanfaatkan lokasi pabrik yang tersebar di 4 lokasi, yaitu Tuban Jawa Timur, Padang
Sumatera Barat, Tonasa Sulawesi Selatan, dan Thang Long Vietnam. Area
distribusi yang luas tersebut menjadi keunggulan dan mampu meningkatkan daya
saing.
Proyek
strategis dalam rangka meningkatkan kapasitas juga terus dilaksanakan seperti
pembangunan pabrik VI di Indarung Padang dan pabrik Rembang yang dimulai 2013.
Melalui pembangunan pabrik baru dan upgrading kapasitas, diperkirakan pada
tahun 2017 kapasitas produksi Semen Indonesia Group akan mencapai sekitar 40,8
juta ton/tahun.
2. Tantangan PT Semen Indonesia
dalam Persaingan Pasar Bebas ASEAN
Tantangan utama yang harus dihadapi Semen Indonesia hari ini
bukan hanya harus bisa mempertahankan dominasi pasar domestiknya, tetapi juga
harus bersiap menghadapi pemberlakuan ASEAN Economic Community (AEC)
2015.
Ketika AEC diberlakukan, negara-negara anggota ASEAN harus
memegang teguh prinsip pasar terbuka (open market), berorientasi ke luar
(outward looking), dan ekonomi yang digerakkan oleh pasar (market
drive economy) sesuai dengan ketentuan multilateral. Dengan demikian, AEC
2015 akan menjadi tantangan sekaligus peluang bagi Indonesia. Ada yang optimis
ada juga yang pesimis dalam merespon upaya penyatuan kegiatan ekonomi di
kawasan Asia Tenggara ini.
Mewujudkan
tekad sebagai pemain utama dalam pasar global industri persemenan dalam pasar
AEC memang bukan hal mudah. Tetapi merujuk pada capaian kinerja yang
ditampilkan Semen Indonesia, keinginan untuk menjadi pemain utama dalam
panggung AEC tentu juga bukan hal yang berlebihan. Kinerja Semen Indonesia
sepanjang 2013 tercatat cukup gemilang.
Penjualan
semen Indonesia tahun 2013 mencapai 28 juta ton atau naik 27 persen dibanding
2012 sebesar 22 juta ton. Revenue mencapai 22,5 triliun, naik 27
persen dibanding tahun 2012 sebesar 21,9 juta ton. Pada akhir 2013 lalu, Semen
Indonesia masuk dalam Forbes Global 2000 atau daftar 2000 perusahaan publik
berkinerja terbaik di seluruh dunia. Daftar The World's Biggest Companies ini
dipublikasikan secara tahunan sejak 2004 oleh Forbes, sebuah media ekonomi terkemuka
berbasis di Amerika Serikat. Dengan masuk daftar 2000 perusahaan sedunia
berkinerja terbaik, perseroan dianggap sejajar dengan perusahaan besar dunia
lainnya. (www.semenindonesia.com).
3. Langkah SMI dalam Menghadapi Persaingan Pasar Bebas ASEAN
Salah satu
langkah penting yang dilakukan oleh PT Semen Indonesia (Persero) dalam
meningkatkan kualitas adalah dengan kembali dipacunya kinerja Thang Long Cement
Company (TLCC) di Vietnam setelah diakuisisi setahun lalu. Geliat jajaran
manajemen Thang Long Cement Company (TLCC), mendapat apresiasi sekaligus dipacu
oleh PT Semen Indonesia (SI) Persero Tbk (SMI) sebagai
holding. Untuk sementara, TLCC masih belum ditarget keuntungan. Sebab, pabrik
semen di Vietnam itu setelah diakuisisi SMI, masih membutuhkan banyak
pembenahan dan konsolidasi manajemen internal untuk mendukung operasinya.
Kendati
besaran keuntungan yang diraih SMI dari operasi pabrik di Vietnam tak begitu
besar, tapi kondisi keuangannya mulai menunjukkan kinerja positif, dan harus
diapresiasi. Produksi Thang Long Cement tak hanya untuk pasar domestik Vietnam,
tapi juga di ekspor ke negara lain di kawasan Asia Tenggara maupun Asia
Selatan.
Selain itu,
perlunya inovasi-inovasi baru, menjadi salah satu langkah positif dalam
persiapan menghadapi persaingan era pasar bebas. Ide srtrategis pengembangan
masyarakat yang berorientasi pada harmonisasi 3P yaitu pertumbuhan Profit,
pengembangan lingkungan (Planet) yang bersih dan sehat, serta
kesejahteraan masyarakat (People) terutama di sekitar pabrik, dengan
berlandaskan pada prinsip-prinsip GCG dan pendayagunaan sumber daya, value,
budaya dan kode etik Perseroan, merupakan langkah positif yang perlu terus
dijaga dan diterapkan dari tahun ke tahun demi terciptanya hubungan yang saling
menguntungkan dan dititik beratkan pada upaya preventif dan proaktif.
Menghadapi
era pasar bebas kawasan Asia Tenggara pada 2015 mendatang, sinergi antar operating company di bawah holding SMI
harus ditingkatkan. Sinergi itu menyangkut aspek produksi, pemasaran,
penjualan, distribusi, manajemen bisnis, dan lainnya. Sebab, yang menjadi
kompetitor SMI di era pasar bebas Asean 2015 nanti tak sekadar pemain semen
nasional, tapi korporasi multinasional yang telah berpengalaman berbisnis semen
di banyak negara. Karena itu, akuisisi Thang Long Cement Company Vietnam
setahun lalu adalah langkah strategis dalam menghadapi pasar bebas Asean.
Selain itu, kebijakan strategis yang dilakukan oleh SMI tahun 2008 untuk
membangun dua unit pabrik baru di Tuban dan Tonasa, juga memberikan efek positif
bagi penguatan market share di pasar bisnis semen di Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar